Segera setelah proses persalinan, mamalia betina akan mulai   menghasilkan colostrum; sebuah unsur  menyerupai   susu yang berfungsi untuk membangun sistem imunitas bayi mamalia yang   baru lahir. Para peneliti meyakini   khasiat dan manfaat dari colostrum tidak hanya sebatas untuk bayi yang   baru dilahirkan. Jika kita sedang kekurangan daya tahan tubuh dan   berkeinginan untuk mencari faktor pembangkit sistem imunitas kesehatan   tubuh, colostrum adalah pilihan tepat untuk memenuhi keperluan tersebut   untuk melawan infeksi atau penyakit kronis yang berhubungan dengan   imunitas seperti kanker.    
Kandungan pembangkit   kekebalan tubuh bernilai yang terdapat dalam colostrum berasal dari   molekul-molekul yang disebut sebagai faktor transfer (transfer factor),   ditemukan pertama kali pada tahun 1949 oleh Sherwood   Lawrence. Ketika sedang memberikan pengobatan kepada para pasien, Lawrence menemukan   bahwa faktor respons imunitas dapat ditransfer dari darah pendonor   kepada penerima, oleh karena itu disebut sebagai faktor transfer atau   "transfer factors." 
Menurut Burton Goldberg dalam tulisannya yang berjudul   Alternative Medicine (Obat Alternatif), faktor transfer dapat   ‘mengedukasi’ pengaturan sistem imunitas penerima, mengajarinya untuk   mengenal antigen-antigen spesifik ini dan mengkomunikasikan kekuatan   yang ada.
Dalam   hal HIV & hepatitis, metode pemindahan darah modern sangatlah   beresiko terhadap penularan kuman penyakit. Pada tahun1999, 50 tahun   setelah penemuan Lawrence,   para peneliti mendiskusikan potensi peranan faktor transfer dalam  dunia  pengobatan modern di saat diadakannya pertemuan International   Conference on Transfer Agents di Mexico. Bovine colostrum adalah topik   ‘panas’ pada pertemuan tersebut; dan menjadi sumber terpenting terhadap   pengetahuan tentang faktor transfer yang dikenal saat ini. 
Bovine  colostrum penuh dengan kandungan transfer factors  seperti hidrogen  peroksida & Immunoglobulin tipe G. 
Hidrogen Peroksida dihasilkan dari   sel-sel sehat yang berproduksi secara terus menerus untuk mengatasi   patogen-patogen penyerang. Didalam catatan sejarah, para dokter Angkatan   bersentajata Inggris memanfaatkan hidrogen peroksida untuk mengobati   influenza di India.   
Konsentrasi   tinggi Immunoglobulin tipe G pada Bovine colostrum secara signifikan   sangat bermanfaat bagi penderita sindrom defisiensi imunitas (immune   deficiency syndrome). Ketika daya tahan tubuh dapat dengan mudah   mengatasi diare, belum tentu dalam halnya dengan penderita AIDS.   Immunoglobulin tipe G secara khusus sangat efektif dalam mengatasi   Cryptosporidium parvum, sejenis mikroorganisme penyebab penyakit   tersebut. Menurut tulisan terbitan Health Science Institute berjudul   Underground Cures, "colostrum mampu memperbaiki atau mengatasi secara   keseluruhan gejala-gejala klinis yang disebabkan oleh   cryptosporidiosis." 
Dengan membangkitkan sistem   imunitas, colostrum juga terbukti efektif dalam pengobatan anti kanker.   Seperti mungkin telah anda ketahui, kanker adalah penyakit yang   berhubungan dengan defisiensi imunitas. Sel-sel Kanker bertumbuh didalam   badan manusia setiap saat, tetapi sistem kekebalan manusia secara   efektif membunuhnya sebelum sel-sel kanker tersebut berkembang lebih   banyak dan menimbulkan gejala penyakit yang kita kenal sebagai “kanker”.   Pertumbuhan kanker mengindikasikan bahwa sistem imunitas seseorang   tidak efektif bekerja melawan sel-sel ganas yang muncul tersebut;   sel-sel tersebut mengambil keuntungan akibat dari pelemahan tersebut,   berkembang, dan menyebarkannya secara tak terkendalikan. 
Bangkitnya  sistem imunitas akan membangun daya tahan tubuh  didalam melawan sel-sel  kanker yang tumbuh secara alami dan oleh karena  itu dapat mencegah  timbulnya proses perkembangan penyakit. Jika anda  menderita Kanker,  colostrum sangatlah vital didalam pengobatan.  Colostrum akan  membangkitkan kemampuan imunitas tubuh yang dapat  membantu tubuh untuk  melawan kanker. Colostrum juga mengandung  antioksidan yang disebut  phytic acid atau lignan yang dapat mencegah  zat besi menumbuh-biakkan  sel-sel kanker lebih jauh. 
Faktor   Transfer (Transfer factors) merupakan langkah bernilai yang sangat   bermanfaat didalam mengobati penyakit berjangkit di masa-masa mendatang   seperti yang terungkap dalam studi para peneliti mengisyaratkan adanya   kekuatan untuk mengatasi faktor-faktor spesifik. 
Terdapat  adanya kemungkinan bahwa suatu hari transfer factors  dapat mengobati  penyakit-penyakit yang dapat menyerang umat manusia,  seperti AIDS &  Ebola. Setelah kejadian tragis di tahun 2002 dimana  Ebola menjadi wabah  di Uganda, sesorang jurnalis freelance bernama Sam  Wainaina menggali  manfaat-manfaat potensial yang ada pada transfer  factors di benua  Afrika. Pada artikelnya, Wainaina menyimpulkan bahwa  jika transfer  factors dipergunakan pada saat menjangkitnya wabah, maka  kemungkinan  akan menyelamatkan banyak jiwa dan tidak menjadi bencana  berkepanjangan.  
Penelitian terhadap peyembuhan  oleh transfer factors masih  terus berlangsung, dan kita juga dapat  segera memanfaatkan keunggulan  kandungan transfer factor yang ada pada  colostrum. 
Jika  sistem kekebalan tubuh sedang mengalami  masalah, jangan tunda untuk  segera mencari Qolostra sekarang juga.
 
No comments:
Post a Comment